Musyawarah Burung

Judul: Musyawarah Burung
Penulis: Fariduddin Attar
Penerbit: Titah Surga
Tahun: 2015
Tebal: 184 halaman 

Ditulis pada abad ke-12, Musyawarah Burung adalah kisah alegori sufisme tentang perjuangan dan cobaan jiwa yang harus dihadapi seorang muslim untuk mencapai pencerahan spiritual. Diceritakan ribuan burung berkumpul untuk mendengar burung Hudhud yang menjelaskan bagaimana mereka harus mencari burung Simurgh, raja sejati mereka. Banyak burung itu menghindar dan memberikan alasan: mereka terlalu senang akan cinta atau harta, atau ketenaran, atau sejumlah kesenangan duniawi lainnya, dan tidak melihat perlunya sebuah petualangan yang sulit dalam mencari raja setengah-mitos itu.

Akhirnya perjalanan dimulai, ziarah burung yang penting ini harus melewati tujuh lembah di mana masing-masing burung menghadapi keterbatasan individu dan ketakutan mereka sendiri. Hanya 30 burung yang menyelesaikan perjalanan, dan menemukan bahwa ternyata diri mereka sendiri adalah Simurgh yang mereka cari-cari. Sama seperti semua literatur tasawuf yang mistis, Musyawarah Burung mengajarkan bahwa tujuan dari pencarian adalah penemuan Ilahi di dalamnya. Dibungkus kisah-kisah kiasan, Attar memikat hati para pembaca dengan cerita pendek penuh pesona dalam bahasa yang indah dan cerdas.

Banyak puisi penting karya Sufi Persia yang membahas burung dan penerbangan mereka sebagai spirit kehidupan dan perjalanan spiritual. Puisi-puisi ini (baik yang berdasarkan Qur’an maupun kosmologi Islam) menyoroti gunung semesta yang puncaknya dikuasai oleh Simurgh, burung mistik yang nama dan sosoknya diambil dari sumber-sumber Zoroaster awal. Karya paling terkenal adalah Mantiq al-Tayr (biasa diterjemahkan menjadi Musyawarah Burung) karangan Fariduddin Attar, seorang penyair Persia abad ke-12 yang juga salah satu tokoh terbesar dalam sejarah puisi Persia dan menjadi inspirasi utama karya-karya Rumi. Sebuah puisi prosa dalam bait-bait bersajak atau bentuk mathnawi, karya ini terdiri dari 4000 syair lebih yang dianggap sebagai tulisan paling berwawasan luas dan menjadi masterpiece terpenting puisi sufi, juga sebagai sastra sufistik yang diakui secara global.

Seperti banyak karya sastra sufistik lainnya khususnya puisi, masterpiece Attar ini memiliki kekuatan untuk berbicara baik kepada pelaku tasawuf maupun orang awam.  Di Persia, sajak-sajaknya tidak hanya didiskusikan secara serius oleh para sastrawan, tetapi juga dikutip oleh tukang roti dan tukang sepatu yang bahkan mungkin tidak mengenal sastra. Karya Attar menjadi sumber inspirasi dan rujukan bagi banyak penulis era selanjutnya tidak hanya di Persia tetapi juga di dunia Islam India dan Ottoman. Di Persia, karya ini juga diadopsi ke dalam versi lebih sederhana untuk kalangan anak-anak muda. Bahkan isi ceritanya menginspirasi banyak pelukis dan adegan-adegannya digambarkan oleh seniman dalam berbagai miniatur.



 

ORDER VIA CHAT

Produk : Musyawarah Burung

Harga :

http://www.penerbitsimpang.com/2016/03/musyawarah-burung.html

ORDER VIA MARKETPLACE