Tadzkiratul Auliya’

Judul: Tadzkiratul Auliya’
Penulis: Fariduddin Attar
Penerbit: Titah Surga
Tahun: 2015
Tebal: 372 halaman

Buku ini ditulis Fariduddin Attar dalam bahasa Persia, meskipun judulnya ditulis dalam bahasa Arab. Selain berarti kenangan, kata tadzkirah dalam bahasa Arab juga berarti pelajaran. Sehingga Tadzkiratul Auliya’ berarti pelajaran yang diberikan oleh para wali atau guru sufi.

Alasan Attar mengapa ia menulis buku yang berisi cerita kehidupan para wali (sufi) karena Al-Quran pun mengajar dengan cerita-cerita, sehingga ia mengikuti contoh Al-Quran dengan menamakan kitabnya Tadzkiratul Auliya’. Sebab lain mengapa cerita para wali itu dikumpulkan Attar adalah karena ia ingin mendapat keberkahan dari mereka. Dengan menghadirkan para wali (sufi), kita memberkahi diri dan tempat sekeliling kita.

Buku ini mengisahkan sebuah babak kehidupan dari masing-masing wali (sufi) berikut: Hasan dari Bashrah, Malik bin Dinar, Habib al-Ajami, Rabi’ah al-Adawiyah, al-Fuzail bin Iyaz, Ibrahim bin Adham, Bisyr bin Harits, Dzun Nun al-Mishri, Abu Yazid al-Busthami, Abdullah bin Mubarak, Sufyan al-Tsauri, Syaqiq al-Balkh, Daud al-Tha’i, Al-Muhasibi, Ahmad bin Harb, Hatim al-Ashamm, Sahl bin Abdullah al-Tustari, Ma’ruf al-Karkhi, Sari al-Saqathi, Ahmad bin Khazruya, Yahya bin Muadz, Syah bin Syuja’, Yusuf bin al-Husain, Abu Hafshin al-Haddad, Abul Qasim al-Junaid, Amr bin Utsman, Abu Said al-Kharraz, Abul Husain al-Nuri, Abu Utsman al-Hiri, Ibnu Atha’, Sumnun, Al-Tirmidzi, Khair al-Nassaj, Abu Bakar al-Kattani, Ibnu Khafif, Al-Khallaj, Ibrahim al-Khauwah, Al-Syibli.

Alasan lain mengapa cerita para wali itu dikumpulkan Attar adalah karena ia ingin mendapat keberkahan dari mereka. Dengan menghadirkan para wali (sufi), kita memberkahi diri dan tempat sekeliling kita. Sebuah hadis menyebutkan bahwa di dunia ini ada sekelompok orang yang amat dekat dengan Allah SWT. Bila mereka tiba di suatu tempat, karena kehadiran mereka, Allah selamatkan tempat itu dari tujuh puluh jenis bencana. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah mereka itu dan bagaimana mereka mencapai derajat itu?” Nabi yang mulia menjawab, “Mereka sampai ke tingkat yang tinggi itu bukan karena rajinnya mereka ibadah. Mereka memperoleh kedudukan itu karena dua hal; ketulusan hati mereka dan kedermawanan mereka pada sesama manusia.”

Itulah kepribadian para wali (sufi). Mereka adalah orang yang berhati bersih dan suka membantu sesama. Wali (sufi) adalah makhluk yang hidup dalam paradigma cinta dan mereka ingin menyebarkan cinta itu pada seluruh makhluk di alam semesta. Attar yakin bahwa kehadiran para wali (sufi) akan memberkahi kehidupan kita, baik kehadiran mereka secara jasmaniah maupun kehadiran secara ruhaniah.

Sayangnya, sekarang ini kita sukar berjumpa dengan orang-orang shalih secara jasmaniah. Kita sulit menemukan waliyullah di tengah kita, untuk kita ambil hikmah dari mereka. Oleh karena itu, Attar menuliskan kisah-kisah para wali (sufi) yang telah meninggal dunia. Attar memperkenalkan mereka agar kita bisa mengambil hikmah dari mereka. Seringkali kita juga lebih mudah untuk mendapatkan pelajaran dari cerita-cerita sederhana ketimbang uraian-uraian panjang yang ilmiah.

 

ORDER VIA CHAT

Produk : Tadzkiratul Auliya’

Harga :

http://www.penerbitsimpang.com/2016/03/tadzkiratul-auliya.html

ORDER VIA MARKETPLACE