Risalah-risalah Mistis
Judul: Risalah-risalah Mistis
Penulis: Syaikh Suhrawardi
Penerbit: Titah Surga
Tahun: 2016
Tebal: 198 Halaman
Dalam keyakinan Syekh Suhrawardi al-Maqtul, pengetahuan (filsafat) sejati, atau pengetahuan tertinggi, tidak dapat dicapai hanya dengan mengolah intelektual semata. Dia juga mesti diiringi dengan laku spiritual yang menyucikan hati (tasawuf). Melalui jalan inilah, pengetahuan hakikat dapat diperoleh dengan lebih sempurna. Beliau juga memandang bahwa sesungguhnya di dalam diri manusia telah tersimpan kebijaksanaan kekal, yang memiliki sumber tak terhingga; dari sesuatu yang tidak diciptakan dan tidak dapat diciptakan. Artinya, seorang manusia harus berjalan melampaui wilayah empiris-intelektual, rasional, dan material untuk menuju alam yang lebih tinggi dan sublim. Saat itulah, proses pelepasan sifat-sifat material disebut sebagai semacam ziarah, bukan ke dunia eksternal, bukan ke belantara akal dan perdebatan intelektual yang berdasarkan definisi terbatas, tetapi perjalanan menjelajahi dunia batin, ke dalam diri.
Secara paradoks, perjalanan ke “dalam” diri itu, pada akhirnya, akan membawa seseorang “keluar” dari dirinya sendiri, dan “keluar” dari dunia material, masuk ke dunia spiritual dan pengetahuan abadi yang tak terhingga, tanpa ada batasnya. Saat menjalani proses perjalanan ke “dalam” diri ini, seseorang mesti membersihkan daya-daya yang bersifat “gelap”, atau mengaburkan visi yang sejati: sifat-sifat kebinatangan, nafsu dan syahwat, serta ego; bahkan imajinasi “keakuan” sebagai sesuatu yang eksis tersendiri juga harus dienyahkan. Jika hal ini dapat dicapai, terbukalah daya-daya ruhaniah, yang bisa melihat, mendengar, merasakan, serta mencium segala sesuatu tanpa bantuan indera, dan memahami segala sesuatu yang ada di luar dunia material.
Posisi semacam itu adalah pengetahuan dari Cahaya tentang Cahaya, dan inilah hikmah al-siyraq, pengetahuan dan filsafat cahaya. Pada titik tertentu dalam perjuangan ruhani ini, seseorang akan dipenuhi dengan cahaya pengetahuan ilahiah ini hingga mencapai batas yang mampu ditanggungnya. Seseorang akan melihat dirinya sendiri (esensinya), dan akan senang karena menyaksikan cahaya yang memancar dari dirinya sendiri. Ia akan menyadari bahwa pada dasarnya seluruh semesta adalah cahaya yang bersumber dari satu Cahaya Abadi. Dari sumber tersebut, muncul hirarki cahaya (vertical) yang memuat tingkatan-tingkatan eksistensi universal.
Risalah-Risalah Mistis yang tersaji dalam buku ini adalah bagian penting dari warisan tasawuf. Berbagai kisah yang mirip fabel-fabel ini memiliki makna yang mendalam, bahkan mencerahkan bagi pembaca, khususnya para pejalan sufi. Syaikh Suhrawardi mengajak kita untuk memahami makrokosmos (jagad besar) dan mikrokosmos (jagad kecil) melalui tokoh-tokoh fiktif yang diciptakan untuk menampung berbagai kandungan makna yang sangat kaya dan membangkitkan imajinasi.
Dalam buku ini, Syaikh Al-Isyraq meracik dongeng yang mencampurkan nama-nama tokoh khayalannya dengan tokoh non-fiksi, yang sebagian adalah pahlawan dan para sufi. Kita diterbangkan untuk mengarungi negeri Nakuja Abad (Negeri Antah-Berantah) serta dikenalkan dengan simbol-simbol yang memancarkan makna pencerahan bagi mereka yang dibuka kalbunya.