Menggali Cerita Meniti Bahagia
PRE ORDER
Rp 42.000
Judul : Menggali Cerita Meniti Bahagia
Penulis : Tedi Suryanto
Penerbit : Simpang Nusantara, 2025
Tebal : vi + 112 hlm.
Penulis : Tedi Suryanto
Penerbit : Simpang Nusantara, 2025
Tebal : vi + 112 hlm.
Menggali Cerita Meniti Bahagia adalah novel yang diramu dari kisah nyata tentang seorang anak yang lahir tanpa kehadiran seorang ayah dan dibesarkan oleh seorang ibu tunggal yang gigih dan penuh kasih sayang. Latar belakang kehidupan keras di Pusat Kota Jakarta membentuk pondasi cerita yang sarat makna dan emosional.
Sejak bayi, Tedi menderita komplikasi kesehatan yang membuat ibunya harus memutuskan untuk menitipkannya kepada keluarga di kampung demi peluang hidup yang lebih baik. Di desa, ia dibesarkan oleh orang tua asuh, Bapak Kasman dan Ibu Sarmi (Saat ini beliau sudah wafat), dengan penuh cinta meskipun dalam keterbatasan ekonomi. Ia tumbuh dalam lingkungan sederhana, menjalani kehidupan keras namun penuh makna—belajar, membantu orang tua di ladang, dan menghadapi ejekan teman sekolah dengan keteguhan hati.
Seiring waktu, identitasnya berubah untuk memenuhi syarat pendidikan, dan ia harus menerima nama serta tanggal lahir yang baru. Namun cinta dari keluarga asuh membuat semua perubahan itu dapat ia terima dengan lapang dada.
Kisah menjadi lebih kompleks ketika ibunya menikah kembali. Tedi harus belajar menerima kehadiran ayah sambungnya dan menghadapi dilema batin antara cinta untuk keluarga kandung dan ikatan emosional dengan keluarga asuh yang telah merawatnya sejak kecil. Ketegangan, perpisahan, dan pelajaran tentang makna keluarga mewarnai perjalanan hidupnya.
Saat akhirnya harus berpisah dari keluarga asuh dan pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan, Tedi membawa serta bekal cinta, doa, dan kenangan dari dua keluarga yang sama-sama menyayanginya.
Sejak bayi, Tedi menderita komplikasi kesehatan yang membuat ibunya harus memutuskan untuk menitipkannya kepada keluarga di kampung demi peluang hidup yang lebih baik. Di desa, ia dibesarkan oleh orang tua asuh, Bapak Kasman dan Ibu Sarmi (Saat ini beliau sudah wafat), dengan penuh cinta meskipun dalam keterbatasan ekonomi. Ia tumbuh dalam lingkungan sederhana, menjalani kehidupan keras namun penuh makna—belajar, membantu orang tua di ladang, dan menghadapi ejekan teman sekolah dengan keteguhan hati.
Seiring waktu, identitasnya berubah untuk memenuhi syarat pendidikan, dan ia harus menerima nama serta tanggal lahir yang baru. Namun cinta dari keluarga asuh membuat semua perubahan itu dapat ia terima dengan lapang dada.
Kisah menjadi lebih kompleks ketika ibunya menikah kembali. Tedi harus belajar menerima kehadiran ayah sambungnya dan menghadapi dilema batin antara cinta untuk keluarga kandung dan ikatan emosional dengan keluarga asuh yang telah merawatnya sejak kecil. Ketegangan, perpisahan, dan pelajaran tentang makna keluarga mewarnai perjalanan hidupnya.
Saat akhirnya harus berpisah dari keluarga asuh dan pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan, Tedi membawa serta bekal cinta, doa, dan kenangan dari dua keluarga yang sama-sama menyayanginya.