Peradaban Berkemajuan dan Penuh Rahmat
Rp 65.000
Judul: Peradaban Berkemajuan dan Penuh Rahmat
Penulis: Prof. Dr. Bambang Cipto, MA.
Penerbit: Simpang Nusantara, 2021
ISBN 978-623-96479-7-1
Penulis: Prof. Dr. Bambang Cipto, MA.
Penerbit: Simpang Nusantara, 2021
ISBN 978-623-96479-7-1
Paska krisis keuangan 2008 yang menjadi krisis ekonomi global, popularitas Amerika sebagai negara superpower mulai meredup, setelah sejak 1945 dikenal sebagai adidaya tanpa tergoyahkan. Krisis tersebut telah menyadarkan Presiden Obama untuk menghentikan petualangan militer besar-besaran di luar negeri, sebagaimana dilakukan Presiden Bush. Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Iraq 2011 dan Afghanistan 2021 semakin membuktikan hal tersebut. Berakhirnya petualangan tersebut melenyapkan pula kemampuannya untuk menyelamatkan ekonomi Eropa. Akibatnya beberapa negara Eropa seperti Italia dan Yunani memilih China sebagai penolongnya. Hal ini menurunkan popularitas peradaban Barat yang ditopang oleh keunggulan ekonomi, militer, serta ilmu pengetahuan Amerika.
China yang diunggulkan para pengamat sebagai pengganti Amerika sebagai superpower belum secara tegas mengakuinya. Hal itu senada dengan Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, yang menyebut China bukanlah bekas Uni Soviet dan negaranya tidak berminat untuk menggantikan Amerika. Mereka tidak akan menggunakan kekuatan militer untuk menundukkan Amerika selaku superpower, tetapi bukan tidak mungkin memiliki strategi khusus untuk mengungguli Amerika.
Buku ini mencoba memberikan pembacaan dan semacam peta dalam memahami pergeseran poros peradaban dunia yangperlu diperhatikan oleh masyarakat Islam dunia. Dalam buku yang ditulis dengan banyak mengutip ayat-ayat Al-Qur'an ini terdapat pengayakan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam membentuk peradaban berkemajuan serta dipenuhi dengan rahmat Allah swt. Penulis mencoba memberikan perspektif keilmuan yang baru dari berbagai keyakinan yang telah menjadi doktrin selama ini.
China yang diunggulkan para pengamat sebagai pengganti Amerika sebagai superpower belum secara tegas mengakuinya. Hal itu senada dengan Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, yang menyebut China bukanlah bekas Uni Soviet dan negaranya tidak berminat untuk menggantikan Amerika. Mereka tidak akan menggunakan kekuatan militer untuk menundukkan Amerika selaku superpower, tetapi bukan tidak mungkin memiliki strategi khusus untuk mengungguli Amerika.
Buku ini mencoba memberikan pembacaan dan semacam peta dalam memahami pergeseran poros peradaban dunia yangperlu diperhatikan oleh masyarakat Islam dunia. Dalam buku yang ditulis dengan banyak mengutip ayat-ayat Al-Qur'an ini terdapat pengayakan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam membentuk peradaban berkemajuan serta dipenuhi dengan rahmat Allah swt. Penulis mencoba memberikan perspektif keilmuan yang baru dari berbagai keyakinan yang telah menjadi doktrin selama ini.